Trip to Korea Day 4 Jeju to Seoul (Mysterious Road, Gyeongbokgung, Nami Island)

Di hari ketiga kami harus checkout dari Value Seogwipo Hotel Jeju karena kami harus terbang ke Seoul pukul 09.35 am. Seperti biasa kami dibangunkan dengan morning call atau dering telepon kamar hotel di pukul 05.00 am. Setelahnya kami sarapan di hotel lanjut siap-siap ke bandara Jeju. Dikarenakan diitinerary ada jadwal untuk melintasi mysterious road atau yang dikenal Dokkaebi maka kami sekalian melintasi jalan tersebut sebelum ke bandara. Tepat di suatu jalan menanjak yang lumayan lebar tiba-tiba mesin bus dimatikan. Tapi takjubnya bus masih bisa bergerak ke atas hingga beberapa meter tanpa ada yang mendorong ataupun menarik. Menurut penelitian gerakan ini diakibatkan gaya magnetik. Lucunya pemerintah Korea memasang patung-patung hantu untuk sekedar menarik wisatawan seolah-olah jalan ini berhantu.


Puas terheran-heran di jalan ini kami segera ke bandara. Tepat pukul 10.30 am kami tiba di bandara Incheon. Jalanan Seoul tak terlalu padat seperti Jakarta. Hampir tak ada macet dimanapun.


Sebelum menuju istana Gyeongbokgung kami mampir makan siang beef bulgogi di daerah sekitar Gyeongbokgung.


Kata tour guide kami hari ini kemungkinan akan turun salju jadi kami sangat excited pastinya.


Begitu tiba di Gyeongbokgung Pallace dari kejauhan sudah tampak wisatawan yang berpakaian hanbok (baju tradisional Korea) berjalan lalu-lalang di istana. Sebenarnya aku juga ingin sekali menyewa hanbok dan berfoto di istana ini. Sayangnya karena waktu berkunjung hanya beberapa menit dan kami harus segera ke Nami Island jadi ga bisa. Takutnya nanti kami kemalaman di Nami.


Kira-kira pukul 2 p.m kami bertolak dari Gyeongbokgung Palace menuju Pulau Nami. Salju pertama mulai turun meskipun belum begitu deras. Kami sangat senang dan bersiap mengabadikan lewat video. Tapi aku cuma bisa menikmatinya dari jendela bus yang melaju. Aku pikir bentuk salju sama seperti es serut yang di jual abang-abang di Indonesia. Tapi begitu digenggam aku bisa melihat struktur kristal yang begitu cantik. Sayang, susah sekali diabadikan. Alhamdulillah, aku senang mengalami salju pertama. Meskipun badan kedinginan tapi hati sangatlah senang.

Kurang lebih empat puluh lima menit kami tiba di dermaga pulau Nami. Nami merupakan pulau kecil yang sangat terkenal semenjak sering digunakan sebagai latar drama Korea maupun film. Drama yang terkenal yaitu Winter Sonata, That Winter The Wind Blows dan lain-lain. Untuk sampai ke pulau ini kami harus menyeberang menggunakan kapal feri kurang lebih sepuluh menit. Begitu masuk kapal hampir terdegar banyak sekali logat Indonesia. Sepertinya memang lagi "in" liburan ke Korea dan sepertinya orang Indonesia telah terjangkit KoreaFever :D.\



Begitu samapai aku dibelikan tour guide bakpao seharga 1000 won. Meskipun panas dan mendidih dari kompor langsung kami lahap tanpa ditiup seperti biasanya. Udara dingin sehabis turun salju membuat kami kelaparan. Banyaknya spot foto membuat kami bingung harus mulai darimana. Tapi yang jelas spot foto Winter Sonata yang menampilkan pepohonan rapi sepanjang jalan bukan berada di jalan utama setelah pintu masuk Nami. Spot foto drama itu maih agak jauh kurang lebih 200 meter. Aku senang karena disini kita bisa menemukan mushola bagi kaum muslim yang ingin sholat ashar ataupun jamak. Mushola terletak di sebelah kafe dan perpustakaan bercat kuning. Aku tak sempat mengambil foto di dalam mushola karena kami buru-buru hehe.


Lanjut kami foto-foto sebelum kapal feri terakhir datang.

Tips : Lebih baik datang di pagi hari apabila ke Pulau Nami, karena cuaca lebih terang udara belum begitu dingin dan gak takut ketinggalan penyeberangan terakhir


Setelah hari mulai gelap, kami makan serba ayam di restauran dekat dermaga Nami. Di hari ketiga ini lidahku mulai merindukan makanan Indonesia dan mulai membenci kimchi haha. Meskipun ayamnya enak tapi rasa ga bisa mengalahkan bumbu khas Indonesia.


Setelah makan malam kami menuju hotel di Sokcho karena besok kami akan ke Gunung Seorak. Terima kasih sudah membaca ^^

Comments