Ga Sekedar Foto di Museum MACAN

Sudah ter-planning sejak dibukanya museum seni pada November tahun 2017 lalu Museum MACAN (not be animals at all) tapi singkatan dari Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara. Museum MACAN adalah institusi pertama di Indonesia yang memberikan akses publik terhadap koleksi seni modern dan kontemporer yang signifikan dan terus berkembang dari Indonesia dan seluruh dunia. Museum ini memiliki program pameran dan acara aktif di fasilitas seluas 4.000 meter persegi yang mencakup ruang pendidikan dan konservasi. Museum MACAN berdedikasi untuk mendukung pendidikan interdisipliner dan pertukaran budaya. Selain itu, juga menawarkan berbagai program publik dan pameran yang dinamis. Sebagai perwujudan misinya, museum ini akan menjadi wadah yang penting untuk seniman nasional dan internasional untuk mempresentasikan karya mereka pada audiens global, serta menginisiasi karya komisi dari berbagai seniman untuk memperluas perspektif seni kontemporer di dalam dan luar Indonesia. Keren banget kan!

Dan setelah searched gimana cara masuk kesana tanpa antri atau takut ga kebagian tiket karena aku dapat cerita sebelumnya kalau ada pengunjung yang ga kebagian tiket masuk akhirnya aku putuskan membeli tiket masuk secara online. Memang museum ini lagi happening banget dan aku ngambil waktu weekend karena memang weekdays aku ga bakalan bisa. Setelah beli tiket masuk seharga seratus ribu rupiah di web resmi Museum MACAN disini hari Sabtu tepatnya aku dan temanku kesana. Seperti biasa aku pasti cari tahu dulu tempat apa yang bakal aku datangi dengan alasan :
1. Aku ingin tahu suasana disana
2. Aku ga akan salah kostum (penting banget nih :D)
3. Aku tahu disana Camera Friendly atau ga buat dokumentasi atau untuk upload di media sosial pastinya
4. Jaga-jaga untuk siapin barang bawaan yang wajib dibawa



Kenapa sih harus nyari info dulu? Karena aku ga mau kita bayar tiket segitu tapi ga dapat apa-apa alias ga bisa nikmatin suasana, jadi aku pasti cari info sebanyak mungkin. Selain dari berbagai blog maupun vlog tentang museum aku cari info dari media sosial (instagram) yang memang awal mula kutahu museum ini dari sinilah haha. Dari hasil observasiku lebih baik kesini pakai baju yang plain alias polos. Kenapa? Karena tempat yang bakal kamu datangi ini adalah museum seni yang menampilkan karya Yayoi Kusama. Siapa dia? Ntar dulu aku jelasin. Jadi di museum ini akan ada banyak karya warna-warni sehingga sayang kalau kamu pakai baju bermotif karena bakalan 'ganggu' karya seni itu sendiri di fotomu nanti. Sekian (style tips) dari aku.

Sekarang aku jelasin siapa itu Yayoi Kusama. Yayoi Kusama adalah salah satu seniman dunia yang ternama. Karyanya mulai dari lukisan, patung, video dan Infinity Mirrored Rooms ciptaannya telah merambah budaya pop global. Pameran ini diperuntukkan untuk menelusuri perjalanan karya Yayoi selama tujuh dekade (lama banget ya) yang dimulai dari tanah kelahirannya di negeri sakura Jepang tahun 1950-an lalu pindah ke New York tahun 1960-an hingga kembali lagi ke Jepang pada tahun 1973 dimana Yayoi masih berkarya hingga saat ini.



Oke sebelum kita masuk ke dalam area museum kita akan dijelaskan peraturan tata tertib museum demi kenyamanan pengunjung.
Tata tertib museum :




Setelah mempelajari tata tertib museum kita langsung aja menuju ticketing gate. Dari sini kita bisa melihat instalasi pertama di sebelah kanan yang dinamakan “Dots Obsession-Infinity Mirrored Room”. Ruangan ini berisi balon udara berwarna kuning dan berpolkadot hitam yang sengaja di letakkan di ruang terbuka dengan berpagar kaca sehingga pengunjung yang datang akan melihat dan dapat berfoto ria di dalam instalasi.



Kemudian kita akan masuk ke dalam ruang selanjutnya yaitu “Narcissus Garden”. Di ruang ini tampak bola-bola aliminium bercampur stainless steel dengan diameter 30 cm. Bola ini berongga sehingga berhati-hatilah agar tak menginjak saat berfoto.


Orangnya pun ikutan Narsis hehe

Dari sini kami melewati lorong yang di sisi kanan kirinya dipertunjukkan karya Yayoi yang bertajuk Early Work dan Infinity Nets. Serta kita akan melihat Pollen karya Yayoi yang sangat ekperimental dan menarik mata.






Early Work (kiri) dan Infinity Nets (kanan) yang terinspirasi dari halusinasi sang seniman dan pengalaman pribadi pasca Perang Dunia II


                                        The Pollen

Ada satu instalasi yang menarik di sisi kiri instalasi ini namun saya tak tahu apa namanya hehe. 





Tapi tak semua karya bisa didokumentasikan, guys! Dalam ruang yang bertajuk Body and Performance kita disuguhkan dokumentasi Yayoi saat tinggal di Amerika sekitar tahun 1960-an dan 1970-an. Dimana didalamnya mengandung unsur ‘dewasa’. Bagi Yayoi tubuh manusia adalah elemen yang sangat penting dalam berkarya dan karena Yayoi memiliki jiwa sentimen personal yang besar terhadap isu politik dan sosial di negara itu hingga mendorongnya untuk menampilkan banyak pertunjukan eksperimental yang dinamakan happenings. Pertunjukan ini ditampilkan di beberapa tempat ikonik di New York seperti Brooklyn Bridge, Central Park dan Wall Street. Dokumentasi yang terpilih dalam pameran ini yakni Body Festival, Naked Happenings dan Anatomic Explosions.

Karya Yayoi yang disuguhkan selanjutnya yaitu Great Gigantic Pumpkin yang terinspirasi dari buah labu kuning. Disini museum menyediakan ruangan kuning berpolkadot untuk mengekspresikan kenarsisan pengunjung. 




Great Gigantic Pumpkin

Beranjak dari instalasi ini kami menuju ruang “Love Forever”. Karya Yayoi yang memasukkan tanda dan gambar khas anak-anak dalam berbagai karyanya dapat dilihat dalam cetak saring. Gambar-gambar ini dikembangkan dari gambar monokrom yanh dihuat dari pena pada tahun 2004 hingga 2007 dan ditampilkan bersama dalam sebuah kotak intip bertajuk I want to Love on a Festival Night (2017). 


Kotak intip

Ruangan selanjutnya adalah “My Eternal Soul”. Bagian pameran ini berpusat pada salah satu lukisan Kusama My Eternal Soul yang dimuali pada tahun 2009 dan hingga saat ini masih berlangsung dan telah mencapai 500 lukisan. Salah satu karyanya dalam lukisan seri ini sekaligus digunakan untuk tajuk pameran ini, Life is the Heart of Rainbow (2017).


           Lukisan Life is the Heart of Rainbow (pojok kanan atas)




Keren banget kan

Dan tibalah kita berada di ruang yang kami tunggu-tunggu yaitu Infinity Mirrored Room. Ruang yang berukuran 287.4x415x415 cm yang dihiasi lampion LED bola kayu ini ikonnya museum MACAN. Tetapi untuk berfoto dalam ruang ini jika pengunjung sedang padat bisa berantri ria hingga 45 menit dan waktu berfoto di dalamnya diberikan waktu hanya 15 detik.



Selanjutnya kita akan menuju lantai 6. Dimana terdapat karya Yayoi yang bernama The Obliteration Room. Ruangan ini hasil dari ingatan masa kecil Yayoi yang mulai melihat dunia dari layar penuh berisi polkadot mungil yang menutupi atap, dinding hingga badannya. Hingga akhirnya Yayoi membuat karya dengan menutupi seluruh permukaan dengan polkadot yang ia namankan ‘kemusnahan’. Mari bersenang-senang di dalam ruangan ini. Namun tetaplah antri saat hendak masuk. Kita akan diperbolehkan masuk sejumlah 10 orang dalam satu grup dan diberikan waktu 30 menit. 







Kita diberikan selembar kertas polkadot yang dapat ditempelkan di seluruh badan atau ke permukaan ruangan.

Sudah gitu doang? Eits, masih ada ruang satu lagi yang belum terjelajah. Tepatnya di bawah eskalator kita akan menemukan ruang tempat diperbolehkannya anak-anak berkreasi dengan gambar dan warna.



Gimana? Seru kan. Jangan sampai kalian ketinggalan karena pameran ini hanya berlangsung hingga tanggal 9 september nanti. Jadi yakin ke museum Macan buat foto-foto doang? Gak kan.. karena banyaaak banget hal baru dan menarik yang kita dapatkan disini. Love you all 🖤




Comments